KH Amin Siroj, Ahli Menulis Syair Arab yang Menekankan Penulisan Kitab dalam Pengajarannya

KH Amin Siroj, Ahli Menulis Syair Arab yang Menekankan Penulisan Kitab dalam Pengajarannya

Cirebonplus.com (C+) – Meninggalnya KH Amin Siroj mewariskan banyak hal. Mulai dari pesantren secara fisik hingga kekhasan sistem pengajaran yang dikembangkan.

Warisan besar Kiai Amin adalah berdirinya Pondok Pesantren Sirojussu’adai. Pesantren itu beliau didirikan pada tahun 1964.

Informasi yang dihimpun cirebonplus.com, pada mulanya pesantren ini merupakan majelis taklim dari santri-santri nonmukim yang berasal dari lingkungan Pesantren Gedongan. Awalnya lebih dikenal dengan Majelis Taklim Sorojussu’adai  atau MTSS.

Seiring berjalanya waktu, majelis taklim ini semakin berkembang. Dari santri nonmukim sebagai modal awal pendirian, bertambah santri-santri mukim datang dari berbagai daerah.

Dari waktu ke waktu majelis taklim ini semakin dikenal secara luas. Hal ini terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah santri yang berdatangan, baik dari daerah sekitar maupun berbagai daerah lain di Pulau Jawa.

Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang berasal dari pulau Sumatra, Kalimantan, hingga Papua. Akhirnya majlis taklim tersebut berubah menjadi Pondok Pesantren Sirojussu’adai.

Pesantren ini berada di lingkungan Pesantren Gedongan yang notabenenya merupakan salahsatu pesantren tertua di Kabupaten Cirebon. Karena itu, pesantren ini merupakan salahsatu dari pesantren yang berada di bawah naungan Pesantren Gedongan.

Kiai Amin merupakan salah seorang kiai yang ahli dalam bidang nahwu. Meskipun tanpa diragukan lagi ilmu lainnya. Akan tetapi ilmu nahwu yang biasa diajarkan oleh beliau terasa lebih menonjol dibandingkan dengan ilmu-ilmu yang lain.

Beliau sangat lincah dalam menulis syair-syair arab dan sering disampaikan dalam beberapa kesempatan dalam acara-acara besar seperti haul. Syair-syair yang indah karya beliau kini banyak ditemukan dalam syarah kitab Jurumiyah yang ditulisnya sebagai contoh serta penjelasan dari masalah yang sedang dibahas.

Adapun satu kekhasan beliau yang mungkin sudah dianggap langka adalah model pengajaran yang selalu menggunakan sistem menulis kitab.  Meskipun kitab-kitab yang bercetak dan terjual di toko-toko sudah banyak. (*)

Laporan: Abdul Bari

Related posts