Kang Fandi: Kiai Makhtum Telah Menyiapkan Kader Penerusnya dalam 3 Level

Kang Fandi: Kiai Makhtum Telah Menyiapkan Kader Penerusnya dalam 3 Level

CIREBON (Ci+) – Peziarah terus berdatangan ke maqbaroh almarhum almaghfurlah KH Makhtum Hannan hingga hari ini. Para santri alumni, tokoh masyarakat, pejabat, dan khalayak luas yang tidak sempat menghantarkan jenazah bersama ribuan pentakziah di hari wafatnya sang kiai, Sabtu (21/1), tak henti satu persatu memanjatkan doa di pusaranya.

Semua merasa kehilangan ulama kharismatik Nusantara yang juga sesepuh Pondok Pesantren (Pontren) Babakan, Ciwaringin, Kabupaten Cirebon itu. Kerelaan mereka yang dengan ikhlas memanjatkan doa, membuktikan besarnya kecintaan umat terhadap Kiai Makhtum.

Salahsatu yang mencintai beliau adalah DR H Affandi Mochtar MA. Kepada cirebonplus.com Rabu (25/1), tokoh intelektual pesantren itu menceritakan sebagian kenangannya.

Baginya, banyak hal mengesankan yang patut diteladani dari sosok ulama penuh hikmah itu. Kiai Makhtum tidak saja memperlihatkan kualitas pribadi yang saleh, istiqomah, dan merakyat, tetapi juga pengasuh dan pemimpin visioner.

“Sejak kira-kira 20 tahun lalu, Kiai Makhtum sudah serius mempersiapkan kader penerusnya,” ujar pria yang akrab disapa Kang Fandi itu.

Semua kiai, pada dasarnya selalu mempersiapkan kader penerus. Tetapi, pria yang merupakan bagian dari keluarga besar Pesantren Babakan itu melihat ada perbedaan tersendiri dari apa yang dilakukan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut.

Kiai Makhtum, lanjut dia, dalam mengelola kaderasisasinya memiliki kekhasan yang luar biasa. “Kiai Makhtum mempersiapkan kader setidaknya dalam tiga level,” ujar Kang Fandi.

Pertama adalah level keluarga. Menurut dia, pada level ini Kiai Makhtum menggunakan pendekatan keteladanan dan partisipatoris. Di lingkungan keluarganya beliau sangat disiplin dalam memegang prinsip, sekaligus luwes dalam bergaul.

“Beliau memberi keteladanan nyata dalam memperjuangkan prinsip kebenaran melalui cara dan pendekatan selembut mungkin,” kenang Kang Fandi seraya mengatakan, Kiai Makhtum hampir selalu mengajak serta keluarganya dalam setiap urusan perjuangan.

Level kaderisasi kedua adalah organisasi, dalam hal ini Pesantren Babakan. Ia menjelaskan, untuk mempersiapkan kemajuan pesantren, Kiai Makhtum menggerakkan kebersamaan para pengasuh, mendorong pendidikan para Gus dan ustad hingga ke jenjang S2, serta memperkuat pendidikan diniyah hingga sama dengan perguruan tinggi agama pada umumnya.

“Karya beliau yang mutakhir adalah berdirinya Ma’had Aly Al Hikamus Salafiyyah yang telah diakui setara dengan Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) atau Institut Agama Islam Negeri (IAIN),” kata dia.

Untuk level kaderisasi ketiga adalah masyarakat. Menurut Kang Fandi, Kiai Makhtum sejak lama menginginkan agar nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah benar-benar membumi, tidak sekadar jargon.

“Dalam hal ini, almaghfurlah mengembangkan pendidikan masyarakat melalui majelis istighotsah rutin. Majelis ini berkembang luas, serta menjadi media perekat dan pengawal ajaran Islam yang tegas sekaligus ramah,” tuturnya.

Walhasil, Kang Fandi optimis ke depan Pesantren Babakan akan tetap maju dan berkembang sebagai buah dari proses kaderisasi intens yang dilakukan KH Makhtum Hannan. (*)

Laporan: Kalil Baejeh

Related posts