Home Headline Refleksi Hari Kartini, Ismi: Perempuan Bisa Ikut Menentukan Solusi Pandemi Corona dan Dampaknya

Refleksi Hari Kartini, Ismi: Perempuan Bisa Ikut Menentukan Solusi Pandemi Corona dan Dampaknya

by Redaktur Cirebon Plus
0 comment

CirebonPlus (C+) – Peringatan Hari Kartini tanggal 21 April tahun ini, bertepatan dengan pandemi Corona Virus Desease (Covid-19). Persoalan kesehatan yang terjadi seantero jagat, termasuk Indonesia dan Cirebon.

Meski demikian, Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Cirebon, Hj Ismiyatul Fatihiyah Yusuf berpandangan, dalam kondisi apapun, jika memang punya komitmen untuk mencontoh perjuangan Raden Ajeng (RA) Kartini, maka perempuan tetap bisa mengambil peran-peran strategis dalam ikut “menghalau” dan mencegah penyebaran virus Corona.

Menurutnya, meski menjadi bagian dari terdampak Corona, namun perempuan tetap harus bangkit untuk mengambil peran penting dalam penanganan pandemi Covid-19. Selain mengambil peran-peran bersama kaum laki-laki seperti gerakan sosial penecegahan melalui penyemprotan disinfektan di lingkungan, menggalang bantuan sosial dari dermawan untuk warga miskin, melakukan sosialisasi social distancing, physical distancing, penggunaan masker, gaya hidup sehat, berdiam di rumah bagi yang tak berkepentingan, dan masih banyak lainnya.

Lebih jauh dari itu, perempuan juga harus memastikan perlindungan terhadap kaum Hawa saat krisis akibat Corona dan mencegah diskriminasi terhadao perempuan baik masalah akses ekonomi, kesetaran sosial, pelayanan kesehatan, maupun masalah lainnya. Yang tak kalah penting, sambungnya, mewujudkan pemberdayaan agar kaum perempuan bisa sama-sama lebih maksimal dalam mengambil peran solutif dalam rangka memerangi pandemi Covid-19 dalam segala aspek.

“Kenapa tidak perempuan ikut menjadi bagian dari yang menentukan solusi bagi penanganan Covid-19 dan dampak yang ditimbulkannya. Hal ini bisa dilakukan oleh perempuan yang menjadi pemimpin pemerintahan, wakil rakyat, aktivis organisasi, tenaga medis, hingga peran lainnya berdasarkan posisinya,” ujar politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) asal Kecamatan Pabedilan itu kepada CirebonPlus, Selasa (21/4/2020).  

Tak bisa dipungkiri, kata dia, banyak tenaga medis yang menangani pasien Corona adalah kaum perempuan. Profesi perawat dan dokter banyak dari kalangan perempuan. Mereka bahkan dalam banyak hal lebih berani dan profesional dibanding kaum pria.

Bahkan, ia bersama anggota dewan lainnya dari kalangan perempuan juga sering gregetan melihat beberapa cela langkah atau kebijakan eksekutif yang dinilai belum maksimal dalam pencegahan virus Corona. Legislator perempuan sering kritis untuk menyikapi penggunaan anggaran untuk penanganan Corona misalnya.

Bagi mereka yang berstatus ibu rumah tangga juga bisa melakukan hal yang sama sesuai dengan porsinya. Seorang ibu bisa melakukan pendampingan yang maksimal terhaap anak-anak mereka, baik dalam hal study from home (SFH) maupun social distancing.

Di tengah pandemi Corona saat ini ibu-ibu harus multiperan, selain ibu rumah tangga, juga menjadi guru bagi anak-anaknya ketika pemerintah meliburkan sekolah. “Perempuan tetap harus memperhatikan pendidikan anak-anak. Harus bisa membuat anak beraktivitas positif, karena stay at home situasinya bakal sangat membosankan,” tutur Ismi.

Dikatakan, menghadapi wabah Corona perempuan juga harus lebih kreatif. Belum lagi situasi ekonomi saat ini, jika keuangan keluarga terdampak, maka bersama suami harus tetap bisa memanaje keuangan dengan baik.

“Harus saling dukung. Karena emansipasi yang diajarkan RA Kartini adalah konsep ketersalingan,” lanjut anggota dewan dari daerah pemilihan (dapil) V yang meliputi Kecamatan Pabedilan, Babakan, Losari, Gebang, dan Pangenan itu.

Karena itu, tambahnya, di Hari Kartini ini pihaknya mengajak kaum perempuan untuk tetap menjadi bagian dari pihak yang ikut menentukan solusi atas persoalan penyebaran Corona dan dampaknya yang masif. Tidak hanya dalam tataran eksternal, tetapi juga domestik keluarga. (Yasir/C+5)

Related Articles